Jumat, 05 Agustus 2011

MAKNA BERPUASA


Firman Allah SWT

Al-Baqarah (2) : 183

“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa“.

Ramadhan adalah bulan segala kebaikan : bulan ampunan, bulan tarbiyah (pembinaan), bulan dzikir dan doa, bulan Al-Qur’an, bulan kesabaran, bulan dakwah dan jihad. Begitu banyak lagi makna-makna lain bulan Ramadhan. Siapa yang bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya pada bulan Ramadhan maka dia termasuk orang yang beruntung dan akan mendapatkan derajat Taqwa.

Segala kebaikan dan keutamaan itu, Rasulullah saw mengistilahkan dengan ‘syahrun mubarak‘. Ini seperti yang tersebut dalam sebuah haditsnya:

“Akan datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan mubarak. Allah mewajibkan di dalamnya berpuasa. Pada bulan itu dibukakan untuk kalian pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, setan-setan dibelenggu, serta pada salah satu malamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Barangsiapa yang terhalang untuk mendapatkan kebaikan di bulan itu, maka ia telah terhalang selamanya.” (Ahmad dan Nasa’i)

Di dalam ayat berikutnya Allah tidak henti-hentinya mengingatkan manusia supaya paham dengan besarnya manfaat berpuasa. Dimana Allah mengatakan bahwa berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Al-Baqarah (2) : 184.

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Karena datangnya dari yang Maha Mengetahui maka sebagai orang yang beriman kepada Allah tentu kita sangat meyakini apa yang disampaikan tersebut. Sebagai manusia yang sudah dibekali pemikiran oleh Allah seharusnyalah kita memikirkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat Allah.

Allah SWT mengatakan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Artinya berpuasa ternyata lebih baik dibanding tidak berpuasa, tentu hal ini harus dipahami dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Rasulullah saw.

Kebanyakan orang menganggap puasa membebani baik secara fisik maupun kejiwaan. Sehingga kita beranggapan posisi yang pas untuk manusia adalah ketika tidak sedang berpuasa………… Penyebab dari salah paham ini adalah karena kita tidak mengetahui apa rahasia dibalik ibadah itu terutama puasa. Jika kita mempunyai kendaraan, maka harus diperhatikan perawatannya. Begitupun dengan berpuasa, jika tubuh kita tidak pernah diservis sudah bisa dipastikan umurnya tidak akan lama. Akibat yang ditimbulkan adalah secara fisik dan kejiwaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Paavo Airora, Pakar Nutrisi Biokimiawi dari Finlandia. Dia mengatakan bahwa stress (tekanan) yang terjadi pada seseorang secara berkepanjangan bisa menyebabkan daya tahan tubuhnya menurun. Daya tahan tubuh yang menurun, menunjukkan bakal gampang terserang penyakit.

Kehidupan modern telah menyebabkan manusia stress, baik fisik maupun psikis. Irama kerja yang semakin tinggi, volume pekerjaan yang menumpuk, masalah-masalah yang banyak dihadapi sehari-hari. Semuanya memberikan tekanan yang besar terhadap fisik dan jiwa manusia modern.

Maka untuk menstabilkan tubuh manusia baik fisik maupun psikisnya, Allah mewajibkan kepada kita agar melaksanakan puasa. Pada saat kita tidak berpuasa terjadi penumpukan racun-racun dalam tubuh kita, maka dibutuhkan detoksifikasi atau perbaikan-perbaikan sel-sel tubuh kita. Jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan kerusakan terhadap tubuh kita. Allah Maha Mengetahui…………

QS. Thahaa (20 ) : 81

“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia”.

Allah menyuruh kita memakan makanan yang baik dan jangan mencari makanan yang tidak baik. Kata baik menjelaskan kepada jenis makanan yang akan dimakan. Selanjutnya Allah menegaskan jangan kita melampaui batas. Penjelasan Allah ini mengarah kepada jumlah yang kita makan, jangan sampai jumlahnya melebihi kapasitas yang dibutuhka oleh tubuh kita. Jika berlebihan makanan yang kita makan maka ia tidak lagi menyehatkan tubuh tapi justru meracuni tubuh.

Terakhir ayat di atas ditutup dengan wujud kemarahan dari Allah. Kemarahan Allah bisa berupa penyakit yang diderita. Karena kita sudah melanggar sunnatullah, berakibat mendatangkan penyakit pada fisik dan psikis. Berapa banyak penyakit yang sudah diakibatkan kesalahan pola makan, termasuk berlebih-lebihan dalam jumlah. Penyakit modern yang kita kenal seperti : Diabetes, asam urat, kolesterol, stroke, gangguan fungsi jantung, lever, kanker, obesitas dan banyak lagi penyakit-penyakit yang sampai saat ini dokter sendiri belum tahu apa obatnya?!

Puasa memiliki mekanisme tersendiri dalam memperbaiki tubuh kita untuk mencapai kestabilannya kembali. Apakah kita mau mencapai kestabilan kembali? Tentu kita akan menjawab: MAU. Pada saat berpuasa ada proses-proses yang terjadi dalam tubuh kita yaitu : pertama, detoksifikasi atau membuang racun-racun dalam tubuh. Kedua, rejuvenasi atau peremajaan kembali sel-sel dalam tubuh. Ketiga, stabilisasi atau pemantapan sel-sel dalam tubuh.

Wallahu’alam.
Sumber : http://ibramuko2.wordpress.com